1. Tojinbo (Fukui) – Pemandangan dari Tebing Terjal Berbentuk Geometris
Tebing Tojinbo adalah tebing terjal yang tersusun dari batuan basal dengan pemandangan fantastis yang menghadap ke Laut Jepang.
Konon, nama tebing ini berasal dari seorang biksu prajurit zaman dahulu bernama Tojinbo yang didorong jatuh dari tebing hingga menemui ajalnya. Menurut legenda, biksu prajurit ini dikenal sebagai orang yang jahat, dan tidak diketahui dengan pasti apakah ia didorong dari tebing oleh warga kota yang marah atau oleh rivalnya dalam asmara. Selama 49 hari setelah kematiannya (masa berkabung setelah kematian dalam agama Buddha), dikisahkan laut mengamuk karena penyesalan Tojinbo. Setelah peristiwa nahas ini, tebing tersebut dikenal sebagai “Tojinbo”.
Formasi batuan geometris berbentuk pilar di sini terbuat dari piroksen andesit, sejenis batuan vulkanik yang mengkristal. Tojinbo adalah satu dari tiga tempat di dunia di mana Anda dapat melihat formasi batuan semacam ini, selain Norwegia dan Korea Utara. Anda dapat melihat bebatuan ini dari dekat dengan menyusuri jalan setapak. Jika Anda cukup berani, Anda dapat berjalan hingga tepi tebing! Bisa memandangi laut dan langit tanpa gangguan siapa pun tentu merupakan pengalaman yang luar biasa. Untuk menyaksikan keseluruhan pemandangan dengan lebih baik, tersedia kapal wisata yang akan membawa Anda ke sebelah tebing Tojinbo. Namun, kapal ini tidak beroperasi jika laut sedang bergolak.
Setelah menjelajahi setiap sudut dan celah formasi batuan yang fantastis, Anda dapat menuju ke kawasan perbelanjaan Tojinbo di dekatnya. Di kanan kiri jalan terdapat berbagai toko, kafe, dan restoran yang mengundang Anda untuk membeli suvenir atau menikmati hidangan setempat. Prefektur Fukui termasyhur dengan kelezatan kepitingnya. Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk mencicipi kepiting yang terkenal di Jepang ini. Matahari terbenam di Tojinbo juga sangat spektakuler. Pemandangan matahari terbenam yang memerahkan langit di balik Laut Jepang wajib Anda lihat!
Nama | Tojinbo | |
Alamat | Mikunicho Anto, Sakai-shi, Fukui Google Maps | |
Akses | Naik kereta ekspres terbatas JR Thunderbird menuju Kanazawa dari Stasiun Osaka atau Stasiun Kyoto, lalu turun di Stasiun Awara Onsen. Lalu, naik taksi dari Stasiun Awara Onsen sekitar 20 menit. |
2. Amanohashidate (Kyoto) – Memandangi “Jembatan ke Surga” di Jepang
Amanohashidate adalah gundukan pasir di Prefektur Kyoto yang ditetapkan sebagai salah satu dari Tiga Pemandangan Terindah di Jepang. Gundukan pasir tersebut ditumbuhi ribuan pohon pinus yang memisahkan Teluk Miyazu di Laut Jepang dan Laut Aso di laut pedalaman, membentang dari utara ke selatan.
Nama Amanohashidate berasal dari penampakannya yang seolah jembatan surgawi, yang diterjemahkan secara literal menjadi “jembatan ke surga”. Amanohashidate dan daerah sekitarnya memainkan peran penting dalam politik dan budaya. Gunung Nariai di dekatnya dianggap sangat sakral, salah satunya karena pemandangan Amanohashidate yang menakjubkan. Pada abad ke-8, Kuil Nariai di Gunung Nariai ditetapkan sebagai kuil pemujaan Kaisar Monmu, kaisar Jepang ke-42.
Banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk menikmati Amanohashidate. Anda dapat bersantai di pantai yang bersebelahan dengan pepohonan pinus, menjelajah area ini dengan berjalan kaki atau bersepeda, menikmati perjalanan dengan kapal wisata, melihat gundukan pasir dari laut, dan menikmati pemandangan sensasional dari atas. Salah satu tempat terbaik untuk menikmati panorama Amanohashidate adalah Taman Kasamatsu yang dilengkapi dek observatorium di tengah Gunung Nariai. Dari tempat ini, Anda bisa menikmati pemandangan laut dan lanskap sekitarnya. Pengunjung dianjurkan untuk membungkuk dan melihat Amanohashidate melalui kaki. Ketika itulah mata Anda akan terbuai dengan pemandangan jembatan ke surga! Posisi ini memiliki sebutan tersendiri dalam bahasa Jepang, yakni “mata-nozoki” alias “mengintip dari celah paha”.
Ada juga kota-kota yang menawan di kedua sisi Amanohashidate, yakni Fuchu di utara dan Monju di selatan. Keduanya menawarkan beragam toko dan restoran di mana Anda dapat menyegarkan diri dengan sajian makanan dan minuman yang lezat. Anda juga bisa membeli oleh-oleh sebagai kenang-kenangan perjalanan Anda ke salah satu dari tiga tempat terindah di Jepang.
Nama | Amanohashidate |
Alamat | Miyazu-shi, Kyoto Google Maps |
Akses | Dari Osaka: Dari Stasiun JR Osaka, naik kereta ekspres terbatas JR Konotori ke Stasiun Fukuchiyama. Dari Stasiun JR Kyoto, naik kereta ekspres terbatas JR Kinosaki ke Stasiun Fukuchiyama, lalu pindah ke kereta ekspres terbatas Tango Relay ke Stasiun Amanohashidate (2 jam 30 menit). Dari Stasiun JR Kyoto, naik kereta ekspres terbatas JR Hashidate ke Stasiun Amanohashidate (2 jam 10 menit). |
Nama | Taman Kasamatsu |
Alamat | 75, Ogaki, Miyazu-shi, Kyoto Google Maps |
Akses | Ikuti petunjuk di atas menuju Stasiun Amanohashidate. Dari Stasiun Amanohashidate, naik bus Tankai ke halte bus Amanohashidate Cable-Shita (25 menit). Lalu, berjalan kaki 2 menit dari halte bus ke kereta kabel. Alternatif lain, berjalan kaki 5 menit dari Stasiun Amanohashidate ke Dermaga Kapal Wisata Amanohashidate, naik kapal wisata ke Dermaga Ichinomiya (12 menit), lalu berjalan kaki 5 menit ke kereta kabel. |
3. Rumah Perahu Ine (Kyoto) – Alami Suasana Retro Jepang di Desa Nelayan Beraura Memikat
Berlokasi di utara Kyoto dan hanya 30 menit berkendara atau 1 jam naik bus dari Amanohashidate, Anda dapat menemukan Ine—desa nelayan kuno di pesisir Laut Jepang. Tak diragukan lagi, pesona desa yang terasa lengang ini berada pada Rumah Perahu Ine (atau “funaya” dalam bahasa Jepang), yang tegak berdiri, seolah mengapung dengan tenang di atas air. Pemandangan perahu nelayan yang hilir mudik melintas di atas laut sangat lazim. Berpadu dengan rumah kayu yang estetik sebagai latarnya, tidak heran jika Ine dianggap sebagai salah satu kota terindah di Jepang. Laut Jepang yang relatif tenang di daerah ini merupakan ciri khasnya. Artinya, tidak ada lokasi lain di Jepang yang menawarkan begitu banyak rumah perahu yang terkonsentrasi di sebuah tempat.
Awalnya, Ine merupakan tempat sandar perahu (rumah perahu) yang sederhana selama periode Edo (1603-1868), dan penduduk kota tinggal di rumah yang hanya berjarak sepelemparan batu dari rumah perahu. Dengan demikian, nelayan dapat dengan mudah beranjak dari rumahnya untuk bekerja. Kenyamanan akses ini terus berlanjut hingga saat ini.
Suasana retro Jepang begitu terasa dari pemandangan kota dengan rumah-rumah kayu yang dibangun dengan gaya arsitektur tradisional Jepang. Pemandangan kota tradisional yang menakjubkan ini membuat Rumah Perahu Ine ditetapkan sebagai Distrik Pelestarian Penting untuk Kelompok Bangunan Bersejarah. Nikmati sepenuhnya pesona Ine dengan berjalan-jalan santai menyelami pemandangan kota tradisional khas Jepang, menyantap hidangan laut segar, atau menumpang perahu untuk menyaksikan rumah perahu yang berdiri megah dari laut. Ada rumah perahu yang bisa Anda singgahi untuk menikmati interiornya, yakni rumah perahu Koyomaru. Koyomaru memiliki perahu nelayan, dan dari dalamnya Anda dapat melihat Laut Jepang yang menghampar. Tersedia juga fasilitas penginapan di beberapa rumah perahu. Reguklah kenikmatan memandangi hal-hal yang dilihat nelayan setempat setiap hari!
Nama | Rumah Perahu Ine |
Alamat | 77, Hirata, Ine-cho, Yoza-gun, Kyoto Google Maps |
Akses | Ikuti petunjuk di atas menuju Stasiun Amanohashidate. Dari Stasiun Amanohashidate, naik bus Tango Kairiku Kotsu ke Ukawa Onsen Yoshino no Sato, Kamanyu, atau Ine Yubinkyoku-mae, dan turun di halte bus Ine (1 jam). |
4. Kinosaki Onsen (Hyogo) – Merendam Badan Lelah Anda di Resor Onsen Kuno
Kinosaki Onsen adalah resor onsen (pemandian air panas) populer yang terletak di lembah pegunungan nan subur yang terletak di pesisir Laut Jepang. Pemandangan kotanya memanjakan mata sepanjang tahun, dengan arsitektur tradisional Jepang berhias pepohonan willow yang tumbuh berbaris menudungi tepi sungai. Pepohonan ini berubah menjadi hijau di bulan-bulan hangat dan tertutup salju putih yang indah selama bulan-bulan dingin. Kinosaki Onsen adalah salah satu resor onsen tertua di Jepang yang memikat pengunjung domestik dan mancanegara.
Mata air panas ditemukan di daerah Kinosaki pertama kali pada abad ke-8. Kinosaki Onsen sendiri diyakini muncul pada tahun 720. Artinya, pemandian air panas ini telah melayani pengunjung selama lebih dari 1.300 tahun. Menurut legenda, mata air panas pertama yang ditemukan di Kinosaki muncul setelah kedatangan seorang biksu yang biasa berkeliling ke seluruh Jepang untuk membantu mereka yang menderita penyakit. Ia berdoa selama 1.000 hari untuk meringankan penderitaan warga setempat setelah mendapat petunjuk dari seorang peramal setempat dalam mimpinya. Pada hari ke-1.000, mata air panas menggelegak keluar. Semenjak itu, mata air ini menjadi terkenal karena khasiat penyembuhan yang dimilikinya.
Resor onsen ini memiliki tujuh pemandian air panas, semuanya berjarak dekat satu sama lain yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sungguh romantis menyaksikan pengunjung lain berlalu-lalang berbalut yukata dan bakiak geta, dari bawah pohon willow yang bergoyang lembut di bawah sorotan temaram cahaya kota di malam hari. Anda dapat tinggal di sini selama beberapa hari untuk menjelajahi setiap sudut resor onsen yang menawan ini, atau memanfaatkannya sebagai persinggahan untuk bersantai sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Pemandian air panas yang kaya mineral dan menenangkan jiwa sangatlah sempurna untuk menghilangkan penat dari perjalanan yang mengasyikkan melintasi Laut Jepang. Kinosaki Onsen juga ramah bagi pengunjung bertato sehingga Anda tidak perlu khawatir! Fasilitas-fasilitas di sini juga telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk COVID-19, seperti meminta pengunjung untuk mengenakan masker dan sering melakukan pembersihan dan pertukaran udara. Para pengunjung pun dapat bersantai dan menikmati waktu yang menyenangkan di onsen.
Nama | Kinosaki Onsen |
Alamat | Yushima, Kinosaki-cho, Toyooka-shi, Hyogo Google Maps |
Akses | Naik kereta ekspres terbatas JR Konotori dari Stasiun JR Osaka atau Stasiun Shin-Osaka ke Stasiun Kinosakionsen (2 jam 40 menit) Naik kereta ekspres terbatas Hamakaze dari Stasiun Osaka, Sannomiya, Kobe, atau Himeji ke Stasiun Kinosakionsen (2 jam 50 menit) Naik kereta ekspres terbatas JR Kinosaki dari Stasiun Kyoto ke Stasiun Kinosakionsen. Anda juga bisa naik kereta ekspres terbatas JR Konotori dari Stasiun Kyoto ke Stasiun Fukuchiyama, lalu naik kereta ekspres terbatas JR Konotori dari Stasiun Fukuchiyama ke Stasiun Kinosakionsen (2,5 jam). |
5. Pelabuhan Kasumi, Pelabuhan Shibayama, dan Pelabuhan Karo (Hyogo/Tottori) – Mencicipi Ikan Segar di Jepang
Kasumi, Shibayama, dan Karo adalah pelabuhan perikanan kecil yang langsung bersinggungan dengan Laut Jepang di utara Prefektur Hyogo dan Tottori. Pelabuhan-pelabuhan ini tidak hanya menawarkan makanan laut yang segar dan lezat, tetapi juga pemandangan memesona garis pantai rias yang kompleks, dengan formasi batuan yang terbentuk oleh gelombang pasang surut Laut Jepang selama bertahun-tahun. Anda dapat bersantai di pantai sambil menatap lautan yang berkilauan dan mengagumi pemandangan yang tercipta selama ribuan tahun, tetapi tentu saja ada yang kurang jika Anda tidak mencicipi hasil tangkapan nelayan setempat!
Pelabuhan Kasumi di utara Hyogo ramai sepanjang tahun dengan kegiatan menangkap ikan dari Laut Jepang. Namun, yang paling terkenal di tempat ini adalah kepiting salju merah “Kasumi-gani” (kepiting Kasumi). Kepiting Kasumi terkenal di kalangan orang Jepang dan merupakan salah satu masakan khas musim dingin di Jepang. Selain kepiting, Kasumi juga merupakan daerah penghasil udang dan cumi yang lezat. Nelayan berlayar ke laut setiap hari, lalu membawa kembali hasil tangkapan berupa makanan laut segar yang berlimpah.
Yugyokan, tepat di sebelah tempat pelelangan ikan di pelabuhan, adalah fasilitas yang menjual makanan laut segar dan hasil olahannya. Inilah tempat yang tepat untuk membeli kepiting segar dengan harga yang masuk akal—salah satu pesona fasilitas penjualan langsung. Yugyokan juga menjual sashimi segar yang ditangkap pada pagi harinya, lalu disiapkan oleh penjual ikan yang profesional. Tertarik mencicipi harta karun dari Laut Jepang?
Pelabuhan Shibayama, hanya 10 menit berkendara dari Kasumi, juga menghasilkan banyak makanan laut yang penuh nutrisi sepanjang tahun dari Laut Jepang yang terkenal ganas. Kepiting terkenal di daerah ini disebut “Matsuba gani” (kepiting Matsuba), sementara kepiting berkualitas terbaik dinamai “Shibayama-gani” (kepiting Shibayama). Dari namanya, terlihat betapa bangganya para nelayan setempat atas hasil tangkapan mereka!Kepiting eksklusif ini dijual dengan harga yang semakin tinggi setiap tahun. Anda dapat menyantapnya di toko dan restoran terdekat. Shibayama juga memiliki topografi yang tidak lazim di sepanjang Laut Jepang. Garis pantainya yang melengkung membuktikan kemahiran berlayar para nelayan setempat. Daerah ini juga menawarkan pemandangan laut dan geologi yang menakjubkan.
Pelabuhan Karo berlokasi di utara Tottori, dan terkenal sebagai daerah penghasil kepiting pada musim dingin. Berbagai toko dan restoran dapat dijumpai di seluruh kawasan ini, tempat menikmati sajian makanan laut yang berlimpah dan menikmati suasana menawan ala desa yang tidak banyak diketahui.
Nama | Pelabuhan Shibayama |
Alamat | 222, Okinoura, Kasumi-ku, Kami-cho, Mikata-gun, Hyogo Google Maps |
Akses | Ikuti petunjuk di atas menuju Stasiun Kinosakionsen. Naik Jalur JR Sanin Line dari Stasiun Kinosakionsen ke Stasiun Shibayama (30 menit). Lalu, berjalan kaki 15 menit dari Stasiun Shibayama. |
Nama | Pelabuhan Barat Pelabuhan Kasumi |
Alamat | 747, Wakamatsu, Kasumi-ku, Kami-cho, Mikata-gun, Hyogo Google Maps |
Akses | Ikuti petunjuk di atas menuju Stasiun Kinosakionsen. Naik JR Sanin Line dari Stasiun Kinosakionsen ke Stasiun Kasumi (30 menit). Pelabuhan Kasumi juga berjarak 6 menit perjalanan di JR Sanin Line dari Stasiun Shibayama. |
Nama | Yugyokan |
Alamat | 748, Wakamatsu, Kasumi-ku, Kami-cho, Mikata-gun, Hyogo Google Maps |
Libur | Setiap hari Selasa, awal dan akhir tahun (31 Desember-5 Januari) * Jam operasi dan hari libur dapat berubah sesuai kondisi pandemi COVID-19. |
Nama | Pelabuhan Karo |
Alamat | Karo-cho, Tottori-shi, Tottori Google Maps |
Akses | Naik kereta ekspres terbatas Super Hakuto dari Stasiun Osaka atau Kyoto ke Stasiun Tottori (2,5 jam). Lalu, naik taksi sekitar 20 menit dari Stasiun Tottori. |
6. Pantai Uradome (Tottori) – Menyaksikan Formasi Batuan yang Memesona di Air Biru Jernih
Pantai Uradome adalah tempat indah di Prefektur Tottori dengan bentang alam memikat yang tercipta oleh erosi gelombang ganas Laut Jepang. Daerah ini menyajikan begitu banyak pemandangan alam yang indah, termasuk gua, terowongan, dan pantai berpasir putih. Samudra berwarna biru jernih terhampar sejauh mata memandang. Anda dapat melihat ombak menghantam formasi batuan—memberikan gambaran sekilas tentang asal muasal tepiannya yang bergerigi, seolah diukir ombak.
Jalan setapak di sepanjang pantai memungkinkan Anda untuk berjalan santai menikmati pesona formasi batuan menakjubkan yang dihiasi tumbuhan. Berjalan atau bersepeda di dekat laut adalah cara yang menyenangkan untuk menikmati pemandangan dan merasakan tiupan angin di rambut Anda. Perairan biru yang jernih dapat diamati dari darat atau dijelajahi langsung dengan snorkeling. Wisata kapal juga tersedia bagi pengunjung yang ingin melihat keajaiban alam ini dari dekat. Menghabiskan waktu di alam yang tenang dan jauh dari kerumunan orang merupakan pengalaman spiritual tersendiri dan media yang luar biasa untuk menenangkan pikiran dan tubuh Anda.
Nama | Pantai Uradome |
Alamat | Uradome, Iwami-cho, Iwami-gun, Tottori Google Maps |
Akses | Naik kereta ekspres terbatas Super Hakuto dari Stasiun Osaka atau Kyoto ke Stasiun Tottori. Naik bus Iwami dari Stasiun Tottori ke halte bus Uradome Kaiganguchi (45 menit). |
7. Bukit Pasir Tottori (Tottori) – Berjalan Membelah Gurun di Jepang
Meskipun fenomena alam ini tidak sering dikaitkan dengan kekhasan Jepang, di Prefektur Tottori terdapat bukit pasir yang sangat luas yang tampak seperti lautan pasir. Bukit Pasir Tottori juga merupakan destinasi wisata paling terkenal di prefektur ini. Bukit pasir membentang sekitar 16 km dari timur ke barat, di sepanjang pesisir Laut Jepang. Lokasi yang unik ini menawarkan pemandangan langka hamparan gurun dengan lautan mahaluas di kejauhan.
Bukit pasir ini terus berubah dan tidak stagnan. Pasang surut dan angin yang bertiup dari Laut Jepang terus-menerus mengangkut pasir, menyajikan pemandangan baru. Beginilah sebenarnya cara bukit pasir tercipta selama ribuan tahun. Pasir di Sungai Sendai disapu ke Laut Jepang, kemudian didorong kembali oleh ombak ke pantai.
Banyak cara untuk melewatkan waktu dengan mengasyikkan di Bukit Pasir Tottori. Anda bisa naik unta, berjalan di langit dengan paralayang, berselancar menuruni lereng berpasir (sandboarding), atau menyatu dengan suasana alam dalam sesi yoga. Foto-foto yang Anda ambil di sini dan diunggah ke media sosial tentu akan membuat orang-orang tercengang.
Nama | Bukit Pasir Tottori |
Alamat | 2164-661, Yuyama, Fukube-cho, Tottori-shi, Tottori Google Maps |
Akses | Naik kereta ekspres terbatas Super Hakuto dari Stasiun Osaka atau Kyoto ke Stasiun Tottori. Naik bus sekitar 20 menit dari Stasiun Tottori menuju Tottori Sakyu. |
Menikmati Pemandangan Fenomenal di Sepanjang Laut Jepang
Laut Jepang penuh dengan pemandangan ikonik yang memberikan kontribusi signifikan pada budaya indah yang berkembang di wilayah Kansai. Jika Anda ingin melakukan perjalanan wisata di tempat-tempat klasik Jepang yang tidak banyak diketahui wisatawan asing, jelajahi semua hal yang disajikan oleh daerah pesisir di sepanjang Laut Jepang!
Selain Tojinbo, semua lokasi lain yang diperkenalkan dalam artikel ini terletak di sepanjang Jalan Nasional 178, jadi Anda bisa singgah di tiap-tiap lokasi jika melakukan perjalanan darat. Tentu saja, jika ada lokasi-lokasi tertentu yang ingin Anda tuju, Anda bisa meluangkan waktu untuk mengunjunginya secara khusus!
Wilayah Kansai memiliki berbagai lokasi menarik! Lihat tautan berikut untuk mencari tahu semua yang ditawarkan di area ini:
If you want to give feedback on any of our articles, you have an idea that you’d really like to see come to life, or you just have a question on Japan, hit us up on our Facebook!
The information in this article is accurate at the time of publication.