Dialek adalah variasi bahasa yang hanya digunakan di wilayah tertentu, dan umumnya berupa bahasa tutur. Jepang yang terbentang panjang dari utara ke selatan memiliki beragam dialek di setiap daerahnya. Pada artikel kali ini, kami akan memperkenalkan kata-kata yang sama, tetapi memiliki arti yang benar-benar berbeda tergantung pada daerah dan situasinya.
Asal Mula Lahirnya Dialek
Meskipun belum diketahui dengan jelas sampai sekarang, ada dua teori utama yang menjelaskan tentang asal mula lahirnya dialek.
Pertama, karena sistem transportasi pada masa lalu tidak sebaik sekarang, penyampaian informasi butuh waktu yang lama. Misalnya, ada bahasa yang baru lahir di ibu kota Jepang, Tokyo. Kata tersebut kemudian disebarkan mulai dari Tokyo ke daerah sekitarnya, dan terakhir ke Hokkaido di utara dan Okinawa di selatan. Saat ini, transportasi sudah berkembang dengan baik, dan sarana transmisi informasi seperti televisi dan internet juga telah semakin maju sehingga pada saat bahasa baru lahir dapat dengan mudah disebarkan. Namun, di masa lalu, ketika masih belum ada internet dan sarana penunjang lainnya, serta sistem transportasi tidak sebaik sekarang, yang menjadi media utama penyebaran informasi adalah manusia. Oleh sebab itu, penyampaian informasi tentang lahirnya kata-kata baru jauh lebih lambat, dan bahkan perlu ratusan tahun untuk menjangkau hingga ke seluruh negeri. Meskipun pada akhirnya berhasil disebarkan ke semua wilayah, kata tersebut sudah menjadi kuno di Tokyo, dan muncul kembali kata-kata baru. Selagi semua proses ini berulang, timbul perbedaan antara daerah yang menggunakan kata-kata itu dan daerah yang tidak menggunakannya. Konon, hal inilah yang menjadi asal mula lahirnya dialek.
Kedua, pada zaman dahulu, setiap daerah ditetapkan sebagai satu “kuni”. Masing-masing “kuni” menciptakan bahasanya sendiri, yang digunakan hanya di dalam “kuni” tersebut sampai sekarang dan menjadi dialek.
Perbedaan Dialek Antarwilayah! Sama Kata, Beda Arti
(1) Wilayah Hokkaido / Tohoku
ゴミを「なげる」(Gomi wo [Nageru])
Dalam bahasa Jepang standar, kata “nageru” (なげる) menggambarkan tindakan melempar sesuatu dari tangan, tetapi di wilayah Hokkaido dan Tohoku” nageru” berarti “membuang”. Dengan kata lain, membuang sampah yang biasa diucapkan “ゴミを捨てる” (gomi wo suteru) menjadi “ゴミをなげる” (gomi wo nageru).
Contoh: “Buanglah sampah ini!”
Dialek Hokkaido/Tohoku: 「このゴミなげておいて!」(kono gomi nagete oite!)
Bahasa standar: 「このゴミ捨てておいて! 」(kono gomi sutete oite!)
Ingatlah untuk tidak “membuang” sampah sembarangan.
体が「こわい」(Karada ga [Kowai])
Dalam bahasa Jepang standar, “kowai” (こわい) digunakan untuk mengungapkan rasa takut. Namun, di wilayah Hokkaido dan Tohoku, artinya adalah “lelah” atau “sakit”. Jadi, jika ada yang mengatakan “体がこわい” (karada ga kowai), itu berarti “tubuh saya lelah” (体が疲れた / karada ga tsukareta).
Contoh: “Karena banyak pekerjaan, badan saya capek”
Dialek Hokkaido/Tohoku: 「仕事が忙しかったから体がこわい」(shigoto ga isogashikatta kara karada ga kowai)
Bahasa standar: 「仕事が忙しかったから体が疲れた」(shigoto ga isogashikatta kara karada ga tsukareta)
Ketika Anda merasa kondisi fisik kurang fit, Anda juga bisa mengatakan “なんか体がこわい” (nanka karada ga kowai) atau “なんか体がつらい” (nanka karada ga tsurai).
Di Osaka, kata “こわい” (kowai) berarti “硬い” (keras). Dari sana, kita bisa mengetahui bahwa satu kata yang sama dapat memiliki arti berbeda tergantung pada daerahnya.
(2) Wilayah Chubu
靴が「きもい」(Kutsu ga [Kimoi])
Kata “きもい” (kimoi) adalah singkatan dari “気持ち悪い” (kimochi warui). Umumnya kata ini digunakan dalam bahasa anak muda yang berarti “jijik/tidak nyaman”. Akan tetapi, di Prefektur Aichi dan Gifu, “kimoi” berarti “ketat” atau “sempit”. Ketika Anda mendengar seseorang mengatakan “靴がきもい” (kutsu ga kimoi), itu artinya “靴がきつい” (kutsu ga kitsui – sepatunya sempit).
Contoh: “Baju ini agak sempit.”
Dialek Aichi dan Gifu: 「この洋服、少しきもいな~」(kono youfuku sukoshi kimoina)
Bahasa standar: 「この洋服、少しきついな~」(kono youfuku sukoshi kitsuina)
Cobalah menggunakan kata “kimoi” apabila ukuran sepatu atau pakaian yang Anda pakai kekecilan, atau ketika merasa ruangan tempat Anda berada cukup sempit.
体調が悪い友達のために「からかった(からかう)」(Taichou ga Warui Tomodachi no Tame ni [Karakatta (Karakau)])
Dalam bahasa Jepang standar, kata “からかう” (karakau) berarti “mengejek”, “menggangu”, atau “gurauan”. Namun, di Prefektur Yamanashi, “karakau” sama artinya dengan “いろいろ手を尽くす” (iroiro te wo tsukusu / melakukan berbagai cara). Dengan kata lain, ketika hendak memberi tahu bahwa Anda telah melakukan berbagai cara untuk membantu teman yang sakit dalam dialek Yamanashi, Anda mengatakan “体調が悪い友達のためにからかった” (taichou ga warui tomodachi no tame ni karakatta), yang dalam bahasa standar berarti “体調が悪い友達のためにいろいろ手を尽くした” (taichou ga warui tomodachi no tame ni iroiro te wo tsukushita).
Contoh: “Setelah berusaha melakukan berbagai cara, akhirnya sembuh juga.”
Dialek Yamanashi: 「一生懸命からかって、やっと直した」(issyoukenmei karakatte yatto naoshita)
Bahasa standar: 「一生懸命手を尽くして、やっと直した」(issyoukenmei tewo tsukushite yatto naoshita)
Anda juga dapat memakai kata ini ketika Anda mencoba-coba memperbaiki sesuatu. Kata “karakau” digunakan saat Anda berusaha melakukan sesuatu sendiri, bukan hasil dari upaya orang lain.
(3) Wilayah Kinki
本を「なおす」(Hon wo [Naosu])
Dalam bahasa Jepang standar, “なおす” (naosu) berarti “memperbaiki” atau “mengobati”, tetapi dalam bahasa Kansai, kata tersebut memiliki arti “merapikan”. Apabila Anda mendengar ada orang berkata “本をなおす” (hon wo naosu), itu sama artinya dengan “本を片付ける” (hon wo katazukeru – merapikan buku).
Contoh: “Rapikan dulu cuciannya!”
Dialek Yamanashi: 「洗濯物をなおしておいて!」(sentakumono wo naoshite oite!)
Bahasa standar: 「洗濯物を片付けておいて!」(sentakumono wo katazukete oite!)
Perlu diketahui, kata “naosu” yang berarti “merapikan” juga digunakan di wilayah Chugoku dan Kyushu. Jika Anda ingin merapikan sesuatu, coba gunakan kata ini.
机を「つる」(Tsukue wo [Tsuru])
Dalam bahasa Jepang standar, “tsuru” artinya mengaitkan dan menopang benda agar tidak jatuh. Akan tetapi, di Prefektur Mie, “tsuru” berarti “membawa”. Jadi, “机をつる” (tsukue wo tsuru) sama artinya dengan “机を運ぶ” (tsukue wo hakobu – membawa meja).
Contoh: “Tolong bawa barang ini sampai ke sana.”
Dialek Mie: 「この荷物をあそこまでつってください」(kono nimotsu wo asoko made tsutte kudasai)
Bahasa standar: 「この荷物をあそこまで運んでください」(kono nimotsu wo asokomade hakonde kudasai)
Prefektur Gifu dan Aichi pun menggunakan dialek ini. Nah, untuk menambah variasi bahasa Jepang Anda, mengapa tidak mempraktikkan kata “tsuru” saat Anda ingin memindahkan atau membantu seseorang membawa sesuatu?
(4) Wilayah Chugoku dan Shikoku
人が「もえる」(Hito ga [Moeru])
Kata “もえる” (moeru) dalam bahasa Jepang standar mengacu pada kondisi api yang menyala atau menunjukkan semangat yang membara. Namun, di Prefektur Tottori dan Tokushima, “moeru” artinya “bertambah/banyak”. Pendek kata, “人がもえる” (hito ga moeru” berarti “人が増える” (hito ga fueru – orangnya bertambah / banyak orang).
Contoh: “Saya perhatikan uang di dompet saya bertambah/banyak.”
Dialek Chugoku dan Shikoku: 「気づいたら財布の中のお金が燃えていた」(kizuitara saifu no nakano okane ga moeteita)
Bahasa standar: 「気づいたら財布の中のお金が増えていた」(kizuitara saifu no nakano okane ga fueteita)
Selain itu, “moeru” juga berarti “tumbuh/menjadi besar”. Contohnya, “畑で育てていた野菜がもえた” (hatake de sodatete ita yasai ga moeta) = “大きくなった” (ookiku natta). Artinya, “sayuran yang saya tanam di ladang sudah tumbuh”.
お腹が「おきる」(Onaka ga [Okiru])
Kata “おきる” (okiru) dalam bahasa Jepang standar mengacu pada keadaan sesuatu yang berbaring, berdiri tegak. Biasanya digunakan untuk mengatakan bangun tidur. Akan tetapi, dalam dialek Kagawa dan Tokushima, “okiru” berarti “penuh”. Dengan demikian, “お腹がおきる” (onaka ga okiru) memiliki arti yang sama dengan “お腹がいっぱい” (onaka ga ippai – perut saya kenyang).
Contoh: “Saya ingin makan sesuatu yang mengenyangkan.”
Dialek Chugoku dan Shikoku: 「お腹がおきるものが食べたい」(onaka ga okiru mono ga tabetai)
Bahasa standar: 「お腹がいっぱいになるものが食べたい」(onaka ga ippai ni narumono ga tabetai)
Mari coba gunakan kata “okiru” untuk menunjukkan rasa kenyang sesudah makan atau ketika hendak makan sesuatu untuk mengisi perut seperti contoh di atas.
(5) Wilayah Kyushu dan Okinawa
服が「いやらしい」(Fuku ga [Iyarashii])
Dalam bahasa Jepang standar, “いやらしい” (iyarashii) berarti perasaan “tidak menyenangkan” atau “vulgar”, tetapi di Saga kata tersebut mengandung arti “lucu”. Oleh sebab itu, jangan salah mengerti jika ada yang mengatakan “服がいやらしい” (fuku ga iyarashii), karena sama artinya dengan “服がかわいい” (fuku ga kawaii – pakaian itu lucu).
Contoh: “Gaya rambut kamu hari ini lucu, ya~”
Dialek Saga: 「今日の髪型、やらしかねー(いやらしい)」(kyou no kamigata yarashikane~)
Bahasa standar: 「今日の髪型、かわいいねー」(kyou no kamigata kawaiine~)
Kata “いやらしい” (iyarashii” dalam bahasa Jepang standar artinya benar-benar berbeda. Oleh karena itu, Anda mungkin akan terkejut ketika pertama kali mendengar dialek ini. Akan tetapi, apabila Anda ingin memuji orang lain atau menganggap ada sesuatu yang “lucu”, gunakanlah.
私も「かたらして(かたる)」(Watashi mo [Katarashite (Kataru)]
Kata “かたる” di dalam bahasa Jepang standar berarti “berbicara”, “menipu”, “berbohong atau memalsukan”. Di Fukuoka, “kataru” memiliki arti yang berbeda, yaitu “bergabung ke dalam kelompok” atau “berpartisipasi”. Nah, apabila Anda mendengar seseorang berkata “私もかたらして” (watashi mo katarashite), itu artinya “私も仲間にいれて” (watashi mo nakama ni irete – saya juga mau bergabung ke dalam kelompok).
Contoh: “Apakah 〇〇 (nama seseorang) juga mau ikut/bergabung main game?”
Dialek Fukuoka: 「〇〇もゲームにかたる?」(〇〇mo ge-mu ni kataru?)
Bahasa standar: 「〇〇もゲームに参加する?」(〇〇mo ge-mu ni sanka suru?)
Ayo gunakan dialek ini ketika Anda ingin ikut bermain bersama teman atau saat Anda mengundang teman untuk bermain.
もう帰りましょうね(しましょうね) (Mou Kaerimashoune (Shimashoune))
Kata “しましょう” dalam bahasa Jepang standar digunakan sebagai “ajakan” untuk melakukan sesuatu, tetapi di Prefektur Okinawa, kata ini berarti “(saya) akan melakukannya”. Sederhananya, “しましょう” (shimashou) dalam dialek Okinawa bukan berarti ajakan, melainkan baru akan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, “もう帰りましょうね” (mou kaerimashoune) berarti “もう帰ります) (mou kaerimasu – saya akan pulang).
Contoh: “Saya akan merapikannya.”
Dialek Okinawa: 「これ片づけましょうね」(kore katazuke mashoune)
Bahasa standar: 「これ片づけますね」(kore katazuke masune)
Saat pertama kali mendengar kata ini, Anda mungkin bingung karena berasumsi Anda diminta untuk melakukannya. Namun, sebenarnya bentuk “しましょう” dalam dialek Okinawa menunjukkan bahwa orang tersebutlah yang akan melakukannya sendiri, dan bukan berarti ajakan.
Bagaimana, dialek Jepang sungguh menarik, bukan? Setelah membaca beberapa bahasa dan dialek yang kami bahas di atas, cobalah untuk mengingat dan mempraktikkannya jika ada kesempatan. Berbicara menggunakan dialek dengan penduduk setempat tentu akan membantu Anda lebih mudah akrab dan memperlancar interaksi.
Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di Facebook!
The information in this article is accurate at the time of publication.